Perang Rusia di Ukraina terus terjadi. Kini pertempuran yang disebut Presiden Vladimir Putin “operasi militer khusus” memasuki hari ke-445.
Selasa dini hari, Rusia membombardir Kyiv dengan serangan “luar biasa”. Pasalnya drone dan rudal intens https://apkdwslot88.com/ menyerang kota itu, termasuk rudal balistik.
Wali Kota Kyiv melaporkan bagaimana ledakan terjadi di kota itu melalui Telegramnya, seraya mengatakan puing-puing roket dan drone yang jatuh merusak bangunan dan mobil di beberapa distrik kota, serta memicu beberapa kebakaran. Kilatan terang tertangkap kamera membelah langat Kyiv yang masih gelap.
Serangan ini juga datang saat utusan tinggi China memulai kunjungan dua hari ke Ukraina pada Selasa. Beijing mencoba memposisikan dirinya sebagai perantara perdamaian antara Ukraina dan Rusia.
Perwakilan khusus China untuk urusan Eurasia, Li Hui, juga akan mengunjungi Polandia, Prancis, Jerman dan Rusia sebagai bagian dari upaya Beijing untuk mendorong pembicaraan. “Ini tentang penyelesaian politik untuk krisis Ukraina,” kata kementerian luar negerinya.
Lalu apa saja fakta lengkapnya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia Rabu (17/5/2023).
Berburu Jet Tempur
Ukraina mengisyaratkan akan mendapat jet tempur baru. Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Mengutip CNBC International, ia mengatakan pemerintah akan segera mengeluarkan pembaruan terkait penyediaan jet tempur modern. “Nantikan beritanya, akan ada lebih banyak lagi,” tegasnya,
Ia mengatakan diplomasi intensif sedang berlangsung di semua tingkatan. Ia meyakini, Ukraina pun akan mampu “menutup wilayah udara” secara efektif, dari gempuran rural Rusia.
Ini pun akan memperkuat Angkatan Udara Ukraina secara signifikan. “Memperoleh kemampuan baru yang fundamental,” tambahnya.
Sebelumnya, Kyiv memang terus mendesak jet tempur ke sekutu Barat. Temasuk F-16 milik Amerika Serikat (AS), meski sejauh ini tak mendapat tanggapan dari mitra internasionalnya.
Presiden Ukraina Volodymy Zelenskyy pun kini tengah bersafari berkeliling Eropa. Ia mengunjungi Italia, Jerman, Prancis, dan Inggris uituk mengupayakan mendapat pesawat perang tersebut.
Inggris sendiri sempat mengatakan akan membantu melatih pilot Ukraina di musim panas. Tapi juru bicara Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak mengatakan bahwa Inggris tidak memiliki rencana untuk mengirim jet tempur ke Ukraina.
CIA “Turun Gunung”
Badan Intelijen Pusat AS atau CIA meningkatkan upaya untuk membujuk warga Rusia agar membocorkan rahasia negara mereka. Seruan itu terutama ditujukan kepada warga yang merasa frustrasi dengan situasi negaranya di bawah kepemimpinan Putin.
Seperti dilansir AFP, seruan itu disampaikan via video emosional berdurasi singkat. Video menampilkan seseorang yang disebut sebagai birokrat Rusia dan seorang wanita yang tinggal di rumah bersama seorang anaknya, keduanya tampak memiliki masalah dalam kehidupan mereka.
Video itu kemudian menunjukkan bahwa orang-orang bisa mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi. Yakni dengan memberikan informasi kepada badan intelijen AS, dan masih menjadi warga Rusia yang patriotik.
Video tersebut juga berisi teks yang memberikan instruksi soal cara menyampaikan informasi kepada CIA. Ada browser Tor untuk mengakses dark web dan alat enkripsi, yang menurut CIA, akan memastikan perlindungan mereka.
“CIA ingin mengetahui kebenaran soal Rusia, dan kami tengah mencari orang-orang yang bisa dipercaya yang bisa memberitahu kami kebenaran ini,” tulis lembaga itu.
“Informasi Anda mungkin lebih berharga daripada yang Anda pikirkan,” imbuh pernyataan CIA.
“Saya yakin bahwa layanan khusus kami memantau ruang ini dengan cara yang diperlukan,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov memanggapi ini.
“Kita semua tahu betul bahwa CIA dan badan intelijen Barat lainnya tidak mengurangi aktivitas mereka di wilayah negara kita,” tambahnya.
Pemimpin Eropa “Kopi Darat”
Para pemimpin Eropa bertemu di Islandia Selasa untuk pertemuan puncak dua hari. Pertemuan ini dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Ukraina dan mengirimkan pesan yang kuat tentang nilai-nilai inti demokrasi di mana banyak orang merasa terancam.
Ini merupakan KTT ke-4 Dewan Eropa (CoE) sejak didirikan setelah Perang Dunia Kedua (PD II). Sebanyak 46 anggota badan hak asasi manusia (HAM) terkemuka, yang sepenuhnya terpisah dari Uni Eropa, juga berkumpul untuk membahas ancaman yang muncul saat perang di Ukraina
Menurut draf deklarasi akhir yang dilihat oleh Reuters, para pemimpin akan menyetujui Daftar Kerusakan Baru, akibat dari invasi Rusia. Turki juga terancam dikeluarkan dari CoE setelah gagal menerapkan putusan pengadilan tahun 2019 untuk membebaskan pengusaha dan dermawan Osman Kavala yang dipenjara.
“KTT juga akan membahas tentang apa yang terjadi jika Anda tidak menghormati aturan,” kata Frank Schwabe, seorang anggota parlemen Jerman yang terlibat erat dalam perencanaan KTT.
“Ancaman pengusiran sudah menjadi pedang tajam. Bahkan Rusia tidak ingin meninggalkan Dewan Eropa, Turki juga tidak ingin pergi,” tegasnya.
Istri Zelensky di Korsel
Sementara itu, ibu negara Ukraina, Olena Zelenska, bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol. Ia datang sebagai utusan khusus presiden.
Zelenska, istri Presiden Zelenskyy, mengunjungi Korsel untuk berpartisipasi dalam konferensi media. Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Yonhap yang diterbitkan pada hari Selasa, Zelenska menyatakan kesediaan untuk mengundang Yoon ke negaranya, dengan mengatakan kunjungan seperti itu akan “sangat mendukung” warga Ukraina.
Dia juga memperingatkan terhadap risiko kelelahan perang dan menyerukan dukungan “lebih radikal” bagi Ukraina untuk berperang melawan agresi Rusia. Korsel, produsen utama peluru artileri, mengatakan pihaknya tidak menyediakan senjata mematikan ke Ukraina.
Namun Yoon mengatakan dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa pemerintahnya mungkin bisa berubah. “Jika warga sipil di Ukraina diserang dalam skala besar atau karena situasi yang tidak dapat dimaafkan oleh komunitas internasional,” tegasnya.
Ukraina Klaim Kemenangan
Ukraina mengkalim kemenangan. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Ukraina menyatakan telah membebaskan daerah-daerah penting di utara dan selatan kota timur Bakhmut yang diperangi di wilayah Donetsk.
“Pasukan kami membebaskan sekitar 20 kilometer persegi (lebih dari 7 mil persegi) dari pinggiran Bakhmut di utara dan selatan kota,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar di saluran Telegramnya dikutip CNN International.
Klaimnya ini belum bisa diverifikasi. Namun Rusia diketahui juga mengirim pasukan terjun payung ke wilayah itu.
“Musuh memiliki keunggulan dalam hal jumlah orang dan senjata. Pada saat yang sama, karena tindakan militer kami, mereka belum dapat mengimplementasikan rencananya di sektor Bakhmut sejak musim panas lalu,” tambahnya.
Iran Bakal Dihukum
Gedung Putih mengatakan akan memberlakukan sanksi tambahan yang menargetkan Iran. Ini karena Teheran mengirimkan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.
“Dalam beberapa hari mendatang kami akan menetapkan larangan tambahan untuk terlibat dalam peningkatan perdagangan militer antara Rusia dan Iran,” kata juru bicara dewan keamanan nasional John Kirby dalam panggilan telepon dengan wartawan.
Kirby menambahkan bahwa sejak Agustus, Iran telah memberi Rusia lebih dari 400 kendaraan udara tak berawak atau UAV serang satu arah.
“Dengan memberi Rusia UAV ini, Iran secara langsung memungkinkan perang agresi Rusia di Ukraina,” tambahnya.
Ekspor Minyak Rusia Meledak
Ekspor minyak Rusia telah meningkat ke level tertinggi sejak negara itu menginvasi Ukraina lebih dari setahun lalu. Rusia mengekspor 8,3 juta barel per hari minyak mentah dan minyak sulingan pada April.
Ini dikatakan Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan minyak bulanannya yang dirilis Selasa. Peningkatan ekspor minyak mentah mengimbangi penurunan ekspor produk olahan, agensi menambahkan.
Kenaikan terjadi meskipun Uni Eropa (UE) memberlakukan larangan semua impor minyak mentah Moskow melalui laut tahun lalu, termasuk larangan total impor produk minyak sulingan. Rusia diketahui telah berhasil mengalihkan sejumlah besar minyaknya ke China dan India.
“Rusia tampaknya memiliki sedikit masalah dalam menemukan pembeli yang bersedia untuk produk minyak mentah dan minyaknya,” kata IEA dalam laporannya.
Namun, dari data yang sama, pendapatan ekspor minyak Rusia turun 27% pada April dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2022. Penerimaan pajak dari sektor minyak dan gas negara, yang menyumbang sekitar 45% untuk anggaran federal, turun hampir dua pertiga selama periode yang sama.
IEA mengatakan Rusia mungkin meningkatkan ekspor minyaknya sebagai cara untuk mengkompensasi penurunan pendapatan. Negara tidak melakukan komitmen OPEC+, kelompok negara penghasil minyak, untuk memangkas ekspor sebesar 500.000 barel per hari bulan lalu.
India “Korban Baru” Perang Rusia-Ukraina
India sepertinya akan jadi korban baru perang Rusia dan Ukraina. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Financial Times, Kepala UE Josep Borrell mengatakan bahwa wilayah itu harus menindak India yang menjual kembali minyak Rusia ke Eropa.
India memang telah muncul dalam satu tahun terakhir sebagai pembeli utama minyak Rusia setelah serangan skala penuh Moskow ke Ukraina. Akses ke minyak mentah Rusia yang murah telah meningkatkan produksi dan keuntungan di kilang India, memungkinkan mereka mengekspor produk olahan secara kompetitif ke Eropa.
Dalam beberapa bulan terakhir, laporan di Reuters dan Bloomberg mengutip bukti bahwa semakin banyak dari perusahaan India yang membeli minyak Rusia, mengolahnya, dan menjualnya ke Eropa.
“Bahwa India membeli minyak Rusia, itu normal,” tegasnya.
“Dan jika, berkat keterbatasan kami pada harga minyak, India dapat membeli minyak ini jauh lebih murah, semakin sedikit uang yang didapat Rusia, semakin baik,” kata Borrell dalam wawancara tersebut.
“Tetapi jika mereka menggunakannya untuk menjadi pusat penyulingan minyak Rusia dan produk sampingan dijual kepada kami. . . kita harus bertindak,” tegasnya.
Borrell mengatakan dia akan menyampaikan ini ke menteri luar negeri India, Subrahmanyam Jaishankar. Keduanya diagendakan bertemu di Brussel, Belgia, untuk pertemuan pertama Dewan Perdagangan dan Teknologi India-UE.
Jumlah Warga Tewas
PBB telah mengkonfirmasi adanya 8.836 kematian warga sipil dan 14.985 cedera di Ukraina sejak Rusia menginvasi tetangga bekas Sovietnya pada Februari 2022.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi karena konflik bersenjata dapat menunda laporan kematian.
Organisasi internasional tersebut mengatakan sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncuran roket ganda, serta rudal dan serangan udara.
Putin “Dekati” Negara Muslim
Sementara itu dalam laporan France 24, Forum Rusia-Dunia Islam akan dimulai di Kazan, Kamis. Acara dua hari pertama kali diadakan pada tahun 2009 dan bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Rusia dan negara-negara Muslim.
Setelah pecahnya hubungan antara Rusia dan Barat, hubungan ini kini menjadi fokus lain Rusia. Kremlin sendiri adalah rumah bagi 15 juta warga Muslim, 10% populasi Rusia, kebanyakan etnis Tatarstan.
“Tatarstan adalah salah satu wilayah terkaya di Rusia, jadi juga berfungsi sebagai etalase ekonomi,” kata peneliti di Pusat Internasional untuk Pertahanan dan Keamanan di Tallinn, Estonia, Ivan Ulises Kentros Klyszcz.
“Karena Tatarstan menarik investasi dan merupakan pusat industri. ia memiliki citra yang sangat sesuai dengan pendekatan ekonomi pragmatis Rusia,” katanya.
Forum di Kazan bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi, budaya dan intelektual antara Rusia dan 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Termasuk bersama-sama melindungi anggota dan kepentingan negara.
Meskipun Rusia bukan anggota penuh OKI, pada tahun 2003, Putin adalah kepala negara pertama dari negara non-Muslim yang diundang untuk berbicara pada pertemuan puncak OKI. Ini hanya tiga tahun dalam masa kepresidenannya yang pertama, di mana Putin meningkatkan citra Rusia di dunia Islam setelah perang melawan populasi Muslim di Chechnya (terletak di Kaukasus) dan Afghanistan.
“Integrasi Rusia terkait organisasi tersebut datang dalam konteks baru yang relevan dengan AS, terutama Irak, dan juga merupakan tanggapan atas keinginan Arab Saudi untuk mengkalibrasi ulangnya dengan AS,” kata Wakil Kepala Prancis-Rusia Analytical Center Observo (CCI Prancis-Rusia) di Moskow, Igor Delanoë.