Saham emiten konstruksi milik Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) kembali mencetak auto reject bawah (ARB) pada perdagangan Rabu (24/5/2023).
Saham BEBS terpantau ambles 6,74% ke harga Rp 332/saham. Saham BEBS sudah menyentuh ARB sejak awal perdagangan sesi I hari ini. Pada perdagangan sesi II hari ini, saham BEBS belum beranjak dari posisi ARB-nya.
Per pukul 13:42 WIB, saham BEBS sudah ditransaksikan sebanyak 27 kali dengan volume sebesar 17.500 lembar saham https://www.rtpkas138.xyz/ dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 5,81 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 14,94 triliun.
Hingga pukul 13:42 WIB, di order offer atau jual, terdapat 29,98 juta lot antrian di harga Rp 332/saham atau sekitar Rp 995,3 miliar, nyaris Rp 1 triliun.
Sementara di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham BEBS sudah menyentuh ARB.
Semenjak suspensi dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Mei lalu, saham BEBS belum pernah sekalipun mencetak penguatan. Bahkan, sejak dibuka kembali suspensinya, saham BEBS sudah menyentuh ARB sebanyak tujuh kali, termasuk perdagangan hari ini.
Sebelumnya pada perdagangan Jumat pekan lalu, ada kejadian yang tidak biasa di saham BEBS, di mana ada antrean jual di kolom offer hingga 26,22 juta lot dengan kolom bid yang kosong. Hal itu membuat saham tersebut tidak jadi terkena ARB 7%.
Padahal, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BEBS ditutup minus 2,02% ke posisi Rp 388/saham.
Penurunan saham emiten yang terafiliasi dengan Asep Sulaeman Sabanda alias Sultan Subang tersebut terpangkas di penghujung perdagangan Jumat (19/5) setelah sebelumnya sempat terbenam 7% hampir sepanjang hari.
Apabila melihat data transaksi sesaat sebelum pre-closing Jumat lalu, pada pukul 15:49:02 WIB dan 15:49:26 WIB, tercatat investor dengan broker JP Morgan Sekuritas Indonesia (kode: BK) membeli masing-masing 1 lot (total 2 lot) saham BEBS dari penjual via broker Lotus Andalan Sekuritas (YJ) di harga Rp 370/saham.
Namun, walaupun investor yang menggunakan BK hanya membeli 2 lot dalam dua waktu tersebut, harga BEBS langsung berubah naik ke Rp388/saham. Ini terlihat dari data pada pre-closing Jumat lalu pukul 16:00:00 WIB, di mana BK kembali membeli 1 lot dari YJ dengan harga trasaksi yang sudah berubah menjadi Rp 388/saham.
Setelah 3 transaksi oleh BK tersebut jelang dan saat pre-closing (masing-masing 1 lot) tersebut, ada 3 transaksi pembelian lainnya selama masa pre-closing dan post-closing.
Ketiga transaksi yang dimaksud adalah sebanyak 1 lot di harga Rp388/saham oleh pembeli via broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) dari penjual YJ pada pukul 16:00:00 WIB, pembeli via broker Semesta Indovest Sekuritas (MG) dari YJ sebanyak 1 lot di harga Rp388/saham pada 16:03:21 WIB, dan pembeli Panin Sekuritas Tbk (GR) dari YJ sebanyak 200 lot di harga Rp388/saham pada 16:06:55 WIB.
Dihubungi CNBC Indonesia, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy menyebut hal tersebut dapat saja terjadi.
“Memang secara mekanisme perdagangan memungkinkan hal tersebut terjadi di pre-closing. Bisa dipelajari lagi di panduan perdagangan yg merupakan bagian dr peraturan perdagangan nomor II A,” papar Irvan kepada CNBC Indonesia, Senin (22/5/2023).
Seperti disebut di atas, pada Jumat lalu, kendati tidak terjadi ARB, terdapat antrean di kolom offer di harga Rp 388/saham hingga 26,22 juta lot atau setara dengan Rp 1,02 triliun.
Lazimnya, apabila dalam suatu sesi perdagangan kolom bid kosong (tidak ada antrean beli di harga berapa pun) dan secara bersamaan kolom offer penuh dengan antrean jual, suatu saham berarti terkena ARB.
Untuk itu, harga suatu saham biasanya akan terlepas dari batas ARB hanya ketika ada pembeli yang menghabiskan antrean offer di harga ARB tersebut.